Selasa, 06 Februari 2018

AURA INDUSTRI DIGITAL


Dalam sebuah persiapan perjalanan pulang bersama rombongan dari Yogyakarta ke Bandung, kami mampir di sebuah Mall kawasan Malioboro sambil menunggu jadwal pemberangkatan kereta  malam. Di Mall kami berkeliling tanpa jelas tujuan "ini dilihat itu dilihat", namun di benak fikiran saya, tersirat pertanyaan "apa yang mesti dibawa ke Bandung ?" selain kaos, bapia, gudeg dan pernak pernik merchandise yang sudah dibeli untuk oleh-oleh. Saat rekan-rekan larut dalam suasana Mall, saya mampir di sebuah outlet buku di Mall tersebut, dan melirik sebuah majalah terkenal yang tertulis "INOVASI DIGITAL ZAMAN MILENIAL", tanpa basa basi saya beli majalah itu menduga mungkin inilah yang bisa dibawa selain kaos, bapia, gudeg dan pernak pernik merchandise.



Singkat cerita, rombongan sudah berada di stasiun Tugu 2 jam lebih awal dari jadwal pemberangkatan. Seperti biasa sambil menunggu jadwal, setiap anggota rombongan sibuk dengan aktifitas masing-masing. Begitupun dengan saya, mencoba mengisi waktu dengan membaca majalah yang tadi dibeli. Kurang lebih 30 menit berlalu dan mencoba mencerna hasil wawancara antara wartawan majalah tersebut dengan menteri perindustrian bpk. Airlangga Hartarto,  sungguh menakjubkan, ternyata di era milenial sekarang, peluang lapangan pekerjaan sangat luas, apalagi bagi orang-orang yang mengerti teknologi digital, tidak ada alasan untuk mengatakan "kurang lapangan pekerjaan". Prediksinya Negara Indonesia berpeluang menjadi negara ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan Amerika yang berpendapatan dari bisnis online. Apa alasan menteri perindustrian memprediksikan ide prestisius ini, karena, pengguna aktif media sosial kini mencapai 115 juta jiwa atau sekitar 44 % dari total populasi penduduk. Pengguna telepon selular kuarang lebih 371 juta atau 141 % dari total populasi, "artinya, ada orang yang punya handphone lebih dari satu, mereka yang punya media sosial aktif, yang memakai handphone ada 106 juta atau 40 %". Disini jelas kondisi tersebut dapat memunculkan perusahaan ritel online yang bertansformasi menjadi salah satu sektor penggerak ekonomi negara.

Kata kuncinya "akankah kita hidup secara digital atau mati konvensional", ini zaman now, "kudu ngindung ka waktu mibapa ka zaman", peluang ini patut kita renungi untuk turutserta berpartisipasi dalam menanggulangi besarnya angka pengangguran. Bagi yang belum masuk di dunia digital, bersahabatlah dengan teknologi digital, manfaatkan  SMS, GOOGLE, LINE, WHATSAPP, FACEBOOK, TWITTER, INSTAGRAM, YOUTUBE dsbnya, sebagai mesin pengetahuan, pekerjaan bahkan pendapatan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAZADA